Sawahlunto – Jumat, 24 Januari 2014 pukul 11.28 WIB telah terjadi kejadian keruntuhan tambang yang diiringi dengan terbakarnya gas CH4 pada terwongan no 3. Tambang yang runtuh ini berada di dalam Izin Usaha Pertambangan PT Dasrat Sarana Arang Sejati Desa Batu Tanjung Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto. Tambang ini merupakan tambang batubara yang dalam produksinya menggunakan metode penambangan bawah tanah. Dalam melakukan kegiatan operasi produksinya dibantu oleh CV Kutalaga Citra Jasa yang merupakan perusahaan berizin Usaha Jasa Pertambangan.
Pada saat kejadian terdapat 5 orang pekerja yang sedang melakukan aktivitas di dalam terowongan produksi dan 3 orang sedang melakukan aktivitas di terowongan utama no 3. Setelah kejadian empat orang yang berada di dalam terowongan produksi terjebak runtuhan sedangkan satu orang yag berada di dekat persimpangan terowongan produksi dan terowongan utama no 3 terlempar dan meninggal di lokasi kejadian. 3 orang yang sedang melakukan pekerjaan perawatan terowongan terhindar dari hempasan udara karena sempat berlindung di belakang lori
Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah sebagai salah satu institusi yang memiliki peralatan memadai untuk kegiatan penyelamatan pada kecelakaan tambang bawah tanah telah mengirimkan tim dilengkapi peralatan pada hari yang sama ke lokasi kecelakaan. Selama proses evakuasi berlangsung hingga berhasilnya evakuasi tiga korban enam hari (kamis 31 Januari 2013) setelah kejadian, tim dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah telah pula memberikan pendampingan dari sisi teknis evakuasi. Hingga tulisan ini dibuat satu orang korban masih terus diupayakan pencarian dan evakuasinya.
Belajar dari kejadian kecelakaan tambang ini, sudah seharusnya semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penambangan bawah tanah lebih memperhatikan sisi teknis pengoperasian tambang bawah tanah, mengikuti kaidah-kaidah penambangan yang baik dan benar, juga berupaya terus meningkatkan standar kerja di tempat msing-masing. Mengutip pernyataan salah seorang peserta rapat kordinasi tim evakuasi korban kecelakaan ini, “berani karena tahu, takut karena tahu”, sudah seharusnya yang paham dapat mengarahkan dan yang tidak paham tidak malu bertanya dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun.