BDTBT, Sawahlunto – Pemanfaatan teknologi peralatan pemetaan saat ini menjadi salah satu cara untuk pemenuhan dan ketepatan dalam penyediaan data pemetaan. Perkembangan teknologi peralatan pemetaan, dari yang manual sampai digital dipasaran sering menghadapi kendala di lapangan salah satunya adalah bagaimana mengolah data yang didapat menjadi sebuah peta yang komunikatif. Melalui Diklat Operator Survei Tambang Bawah Tanah ini dapat membantu peserta diklat dalam penyediaan data pada saat pembuatan peta digital.
Kepala BDTBT pada sambutannya yang diwakili oleh Sub Koordinator Kelompok Kerja Penyelenggara dan Evaluasi Diklat, Bapak Sihar M. Siregar, S.T. menyampaikan agar para peserta dapat mengikuti kegiatan diklat dan memanfaatkan waktu yang terbatas ini dengan sebaik-baiknya yang akan dapat mendukung mereka dalam mendapat kesempatan kerja dimasa yang akan datang.
Diklat Operator Survei Tambang Bawah Tanah yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sampai dengan 14 Juni 2022 diikuti oleh 14 orang peserta dari Provinsi Riau, ini merupakan diklat kedua pada tahun 2202 ini. Kegiatan diklat ini dilaksanakan secara offline dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat sebagai persyaratan menjalankan diklat. Penyampaian materi dan praktek diberikan oleh Instruktur Balai Diklat Tambang Bawah Tanah juga melibatkan praktisi perusahaan yang akan menyampaikan materi antara lain Sistem Penambangan Bawah Tanah, Pengetahuan Peta, Pengetahuan Survey, Metode Pengukuran TBT, Observasi Lapangan, Teori dan Praktek Persiapan Pengukuran TBT, Praktek Pengukuran Polygon, Pengolahan Data Polygon, Plotting Data Polygon, Praktik Pengukuran Titik Detil, Pengolahan Data Titik Detil Plotting Data Titik Detil, Penggambaran Kontur dan Praktek Penggambaran Peta Digital serta kegiatan Bina Mental dan Fisik.
Diharapkan melalui diklat ini peserta diklat dapat menjadi masyarakat yang produktif sehingga dapat mendukung kesempatan bagi peserta diklat dalam berkarir di perusahaaan tambang dan perusahaan lainnya di masa yang akan datang. (SH/RF)
