Pengembangan Geopark Nasional Sawahlunto

BDTBT, Sawahlunto – Geopark merupakan wilayah geografis terpadu yg di dalamnya terdapat situs-situs warisan geologi dan bentang alam dari suatu fenomena geologi tertentu yang dikelola dengan konsep holistik yang haruslah mencakup perlindungan, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan. Provinsi Sumatera Barat telah memiliki tiga kawasaan geopark yang berstatus geopark nasional diantara sembilan geopark nasional lainnya. Salah satu geopark ini adalah Geopark Nasional Sawahlunto/GNS tempat dimana Balai Diklat Tambang Bawah Tanah/BDTBT berada.

Sebagai institusi pendidikan dan pelatihan bidang tambang maka BDTBT juga berkewajiban untuk ikut serta memajukan warisan geologi ini sebagai sarana pembelajaran bagi generasi Indonesia di masa mendatang. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengedukasi masyarakat melalui penyelenggaraan kegiatan webinar. Kegiatan webinar yang dilakukan pada tanggal 30 Juni tahun 2022 dengan tema “Geopark Nasional Sawahlunto ; Potensi, Peluang dan Tantangan” merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang telah dilaksanakan pada tahun 2020 yang lalu.

Melalui kegiatan webinar kali ini, didapatkan banyak informasi dan pengetahuan terkait dengan bagaimana seharusnya sebuah kawasan yang berstatus sebagai geopark nasional dikelola. Dinyatakan oleh Asep Kurnia Permana salah seorang narasumber, bahwa dalam rangka optimalisasi manfaat GNS yang telah ditetapkan tahun 2018 yang lalu masih perlu dilakukan upaya pengelolaan pengembangan infrastruktur fisik dan non fisik. Hal ini perlu dilakukan untuk menunjang kekuatan dari geopark yang telah ada seperti banyaknya objek yang memiliki nilai ilmiah, keberadaan BDTBT, dan telah pula ditetapkannya Sawahlunto sebagai cultural world heritage “Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto”. Pada tataran mikro, terungkap pula potensi ekonomi yang besar dari pengelolaan sebuah kawasan geopark nasional sebagai pusat pembelajaran geologi. Dimana pada kawasan Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong memperlihatkan tingkat kunjungan rata-rata 15.000 orang setahun yang belajar geologi antara tahun 2015 sampai 2018 sebagaimana disampaikan Edi Hidayat.

Geopark Nasional Sawahlunto saat ini dikelola oleh Badan Pengelola Geopark. Ketua harian badan ini adalah Rachmad Zoraldi yang juga menjadi salah seorang narasumber. Melalui Badan Pengelola ini terus dilakukan penelitian terkait situs geologi dan juga edukasi melalui kelompok-kelompok sadar wisata. Diharapkan GNS dapat ditingkatkan ke tataran internasional, melalui penelitian dan pengembangan situs-situs geologi untuk mempelajari cekungan ombilin yang sangat menarik untuk diungkap.

Masih perlu dilakukan upaya-upaya penataan kawasan selain edukasi bagi masyarakat Sawahlunto tentang keberadaan kawasan GNS. Upaya ini sangat penting dilakukan segera untuk mewujudkan optimalisasi status geopark nasional bagi kesejahteraan masyarakat. Kerjasama dengan berbagai pihak akan semakin memudahkan bagi terwujudnya tujuan keberadaan GNS dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Sawahlunto. (DA)

WhatsApp chat